Toki ni wa Mukashi no Hanashi wo -Porco Rosso ( Original Song by Joe Hisaishi – Tokiko Kato )

toki

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Once in a While, Talk of the Old Days ~ Porco Rosso

Once in a while, when you have time, let’s talk of days that have gone by,
At the old café where you and I used to go.
Look at the trees, losing their leaves;
Summer will fade, and so will we,
But I won’t forget all of the memories that we made.

We’d spend our days at the café,
Watching the world, seeing it change,
“We’ll stay the same,” we used to say,
We used to say.

Back when we had dreams and hopes,
Life didn’t seem such an uphill slope,
How much there was that we still didn’t know.
Isn’t that so?

Out on the road, nowhere to go, you were the place that I called home,
Because with you, I knew I’d never be alone.
People move on, soon they are gone,
But I was sure that you were the one
Who’d never leave; who’d’ve believed I’d be so wrong?

You went away, I chose to stay,
Now not a trace of you remains
Except for the picture of your face
You tried to erase.

You took all my dreams and hopes,
And now life’s just an uphill slope,
But I know that I must try to cope on my own.
Isn’t that so?

Once in a while, when you have time, let’s talk of days that have gone by,
At the old café where you and I used to go.
All of the trees have lost their leaves,
Summer has faded just like me;
I’ll always regret the memories that we never made.

My body has aged, my hair has turned grey,
But something inside has still stayed the same,
“I love you,” I’d say, and that hasn’t changed,
That will not change.

When my life gets too much to bear,
And I am weighed down by despair,
I try to tell myself that you still care,
Somewhere out there.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Remember, the light at the end of the tunnel, may be you!

I kept the right ones out and let the wrong ones in
Had an angel of mercy to see me through all my sins
There were times in my life when I was goin’ insane
Tryin’ to walk through the PAIN

When I lost my grip and I hit the floor
Yeah, I thought I could leave, but couldn’t get out the door
I was so sick and tired of livin’ a lie
I was wishin’ that I would die

It’s amazing – With the blink of an eye, you finally see the light
It’s amazing – When the moment arrives that you know you’ll be alright
It’s amazing – And I’m sayin’ a prayer for the desperate hearts tonight

That one last shot’s permanent vacation
And how high can you fly with broken wings?
Life’s a JOURNEY, not a destination
And I just can’t tell just what tomorrow brings

You have to learn to crawl before you learn to walk
But I just couldn’t listen to all that righteous talk, oh yeah
I was out on the street, Just a tryin’ to survive
Scratchin’ to stay alive

It’s amazing – With the blink of an eye, you finally see the light
It’s amazing – When the moment arrives that you know you’ll be alright
It’s amazing – And I’m sayin’ a prayer for the desperate hearts tonight

Never said I’ll do it, never
Never gonna go, never

(So, from all of us at Aerosmith, to all of you out there, wherever you are…
Remember, the light at the end of the tunnel, may be you! Good night!)

Posted in Uncategorized | Leave a comment

TheseBattleScar

Shields, body armours and vests..(they)don’t properly work, that’s why you’re in a locker full of hurt..(due)the enemy within and all the fires from your friends..The best medicine is to probably just let her win

Posted in Uncategorized | Leave a comment

tu hari

tu hari batang pancing gua patah!!!

tu hari tekong bot tidur dengkur lagi sampai bot hanyut lagi kejut lagi kuat dengkur yer…

tu hari ada org call gua suh gua kerja balik … gua jual mahal laa plak!!!

tu hari gua terlupa mak gua punya appointment doctor… mak gua majuk beb!!!

tu hari gua tertinggal tepon kat RNR Termeloh…. bila gua sampai KL pepagi subuh tu baru org kedai tu tepon gua… gua patah balik pi amik phone gua time tu gak ….

tu hari polis tahan gua …. pasal apa gua pun tak tahu…. lepas tu suh gua jalan balik….

tu hari gua kena tumbuk dengan tokan besar pil kuda …. pasal gua tak beri kuda dia makan pil kuda dier…

tu hari gua dapat ikan besar woooooo…lpas tu joran gua patah.. terus x der mood pi tidur sama itu tekong …

layaran

Posted in Uncategorized | Leave a comment

LifeIsTooFastToBeTrue

qwer

Sebuah kisah yang terjadi pada zaman kekhalifahan Umar bin Khattab.
|
Suatu hari Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya para sahabat sedang asyik berbincang sesuatu. Di kejauhan datanglah 3 orang pemuda. Dua pemuda
memegang seorang pemuda lusuh yang diapit oleh mereka.
Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda adik beradik itu berkata,
“Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!” “Qisash lah pembunuh ayah kami sebagai hukum atas kejahatan pemuda ini!”.
Umar segera bangkit dan berkata,
“Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka wahai anak muda?”.
Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata, “Benar, wahai Amirul Mukminin.”
“Ceritakanlah kepada kami kejadiannya.”, tegas Umar.

Pemuda lusuh itu mula bercerita,
“Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku mengamanahkan aku untuk suatu urusan muammalah untuk ku selesaikan di kota ini. Sesampainya aku, ku ikat untaku pada sebuah pohon kurma lalu ku tinggalkan ia. Apabila kembali, aku sangat terkejut melihat seorang laki-laki tua sedang menyembelih untaku, rupanya untaku terlepas dan merosakkan kebun milik laki-laki tua itu. Sungguh, aku sangat marah, aku membaling batu kepada lelaki tua dan ia terbunuh. Ternyata ia adalah ayah dari kedua pemuda ini.”

“Wahai, Amirul Mukminin, kau telah mendengar ceritanya, kami boleh mendatangkan saksi untuk itu.”, sambung pemuda yang ayahnya terbunuh.
“Tegakkanlah hukum Allah atasnya!” timpal yang lain.
Umar terpegun dan bimbang mendengar cerita si pemuda lusuh.
“Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda soleh lagi baik budinya. Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat”, ujarnya.
“Izinkan aku, meminta kalian berdua memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan diyat atas kematian ayahmu”, lanjut Umar.
“Maaf Amirul Mukminin,” sergah kedua pemuda masih dengan mata marah menyala, “kami sangat menyayangi ayah kami, dan kami tidak akan redha jika jiwa belum dibalas dengan jiwa”.
Umar semakin bimbang, di hatinya telah tumbuh simpati kepada si pemuda lusuh yang dinilainya amanah, jujur dan bertanggung jawab.

Tiba-tiba si pemuda lusuh berkata, “Wahai Amirul Mukminin, tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah qisash ke atas ku. Aku redha dengan ketentuan Allah” ujarnya dengan tegas.
“Namun, izinkan aku menyelesaikan dulu urusan kaumku. Berilah aku tangguh 3 hari. Aku akan kembali untuk di qisash”.
“Mana boleh begitu?”, ujar kedua pemuda.
“Nak, tak punyakah kau kerabat atau kenalan untuk mengurus urusanmu?” tanya Umar.
“Sayangnya tidak ada Amirul Mukminin, bagaimana pendapatmu jika aku mati membawa hutang tanggungjawab kaumku bersamaku?” pemuda lusuh bertanya kembali.
“Baik, aku akan memberimu waktu tiga hari. Tapi harus ada yang mahu menjaminmu, agar kamu kembali untuk menepati janji.” kata Umar.
“Aku tidak memiliki seorang kerabat pun di sini. Hanya Allah, hanya Allah lah penjaminku wahai orang-orang beriman”, rajuknya.

Tiba-tiba dari belakang hadirin terdengar suara lantang, “Jadikan aku penjaminnya wahai Amirul Mukminin”.
Ternyata Salman Al-Farisi yang berkata…
“Salman?” herdik Umar marah, “Kau belum mengenal pemuda ini,
Demi Allah, jangan main-main dengan urusan ini”.
“Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, ya Umar. Dan aku mempercayainya sebagaimana engkau percaya padanya”, jawab Salman tenang.
Akhirnya dengan berat hati Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh.
Pemuda itu pun pergi mengurus urusannya.

Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua.
Orang ramai mula bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Kerana mudah saja jika si pemuda itu menghilang ke negeri yang jauh.
Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan mereka mulai mengkhuatirkan nasib Salman. Salah satu sahabat Rasulullah SAW yang paling utama.
Salman dipanggil untuk ke tempat qisas. Salman berkata hari masih belum berakhir sehingga masuk waktu magrib.
Matahari hampir terbenam, siang mula berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatangan si pemuda lusuh. Umar berjalan mundar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa kerana keingkaran janji si pemuda lusuh.
Akhirnya tiba waktunya penqishashan, Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat pembunuhan. Hadirin mulai teresak, orang hebat seperti Salman akan dikorbankan.

Tiba-tiba di kejauhan ada sesusuk bayangan berlari terhuyung-hayang, jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu bangkit kembali.
“Itu dia!” teriak Umar, “Dia datang menepati janjinya!”.
Dengan tubuh bersimbah peluh dan nafas tercungap-cungap, si pemuda itu berpaut di pangkuan Umar.
“Hh..hh.. maafkan.. maafkan.. aku..” ujarnya dengan susah payah, “Tak ku sangka.. urusan kaumku.. mengambil.. banyak.. waktu..”.
“Ku pacu.. tungganganku.. tanpa henti, hingga.. ia keletihan di gurun.. terpaksa.. kutinggalkan.. lalu aku berlari dari sana..”.

“Demi Allah”, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum, “Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau boleh saja pergi dan menghilang?”
“Agar.. jangan sampai ada yang mengatakan.. di kalangan Muslimin.. tak ada lagi pahlawan.. tepati janji..” jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.
Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya, “Lalu kau Salman, mengapa semahu-mahunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?”.
“Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mahu menanggung beban saudaranya”, Salman menjawab dengan mantap.
Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.
“Allahu Akbar!” tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak,
“Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu”.
Semua orang tersentak.
“Kalian..” ujar Umar, “Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?” Umar semakin terharu.
“Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mahu memberi maaf dan sayang kepada saudaranya” ujar kedua pemuda membahana.
“Allahu Akbar!” teriak hadirin.

Pecahlah tangis bahagia, haru dan bangga oleh semua orang.
Begitupun kita disini, di saat ini.. sambil menyisipkan sekelumit rasa iri hati kerana tidak boleh merasakannya secara langsung bersama saudara-saudara kita pada saat itu..
“Allahu Akbar…”.

Laa ilaa ha illa anta
Subhaanaka innii kuntu minazzoliminn…

Posted in Uncategorized | 3 Comments

fresh vs salt

ketutu

PB

siakap

kerapu

A day without sunshine is like, you know, night……

Posted in Uncategorized | Leave a comment

This is what I get when my gear-synchro are out of blue……..

IMG-20140516-WA0036

and then i life would be……

what do u feel most

Posted in Uncategorized | 1 Comment

TheSongRemainTheSame

No one really knows how to WIN in the game of life
Life is like a being left inside a maze without a map
That’s why
Although nothing is guaranteed
You should always try to do what you love doing and maybe start over and over again…..
———————————–
Because we’re all human.
We tend to blow some situations and feelings we have out of proportion.
We often forget that things change.
We think we’re gonna be stuck in our current situation forever, whether it’s happiness or sadness.
But we will forget a lot of bad and good things that we have done and have happened to us.
Maybe many memories will fade, both happy and sad; or it will remains still..
However scars will always heal and hopelessness won’t stay for long.

DSC07655

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Well- We’ve got holes- We’ve got holes- But -WE CARRY ON,,,,,,,

I know a man with nothing in his hands
Nothing but a rolling stone
He told me ‘bout when his house burned down
And he lost everything he owned
He lay asleep for six whole weeks
They were gonna ask his mother to choose
When he woke up with nothing
He said I’ll tell you something
You’ve got nothing, you’ve got nothing to lose
Now I got a hole in my pocket a hole in my shirt
A whole lot of trouble, he said
But now the moneys gone, life carries on
And I miss it like a hole in the head
Oh, a nah

I know a woman with kids around her ankles
And a baby on her lap
She said one day her husband went to get a paper
And the motherfucker never came back
Mortgage to pay and four kids to raise
And keeping the wolf from the door
She said the wolf’s just a puppy and the doors double locked
So why you got to worry me for
Now he left a hole in my heart, a hole in a promise
A hole on the side of my bed
Oh, but now that he’s gone, well life carries on
And I miss him like a hole in the head

Well sometimes you can’t change and you can’t choose
And sometimes it seems you gain less than you lose
Now we’ve got holes in our hearts
Yeah we got holes in our lives
Well we’ve got holes, we got holes
But we carry on

Well we got holes in our hearts
Yeah we got holes in our lives
Well we’ve got holes, we got holes
But we carry on

Said we got holes in our hearts
Yeah we got holes in our lives
Well we’ve got holes, we got holes
But we carry on

Said we got holes in our hearts
We got holes in our lives
We’ve got holes, we got holes
But we carry on

Said we got holes in our hearts
We got holes in our lives
We’ve got holes, we got holes
But we carry on

Said we got holes in our hearts
Yeah we got holes in our lives
Well we’ve got holes, we’ve got holes
But we carry on

Posted in Uncategorized | Leave a comment